Pemesanan Wall Art

Untuk pemesanan wall art, silakan kirim melalui email code / image yang diinginkan ke info@ruangpajang.com
lengkap dengan identitas dan alamat.
Harga yang tercatum belum termasuk ongkos kirim.

Minggu, 23 Maret 2008

Air Terjun Gitgit

Sebelum berangkat ke surabaya saya sempatkan untuk cuci otak & pikiran ke air terjun gitgit di singaraja, saya sendiri sudah sering kesini, bedanya kalau dulu tanpa ada proses berburu foto jadi ..yahhhh sekedar liat, nikmati dan pulang...
Sambil merasakan udara dingin dan semburan uap air yang terbawa angin saya berusaha menangkap pemandangan sekitarnya..barangkali bagi teman2x yang lagi suntuk dan sempat mapir ke rumah saya ini, mudah2xan bisa ikut merasakan kesejukan walupun hanya sekedar melihat dari foto...selamat menikmati





Sabtu, 22 Maret 2008

Batas Dari Semua Usaha

Bila selama sepekan anda telah bekerja dengan gigih, berlari penuh ketergesa-gesaan, dan menggigit gigi sendiri untuk menahan rasa sakit diburu-buru, maka akhir pekan ini adalah saat yang paling baik untuk merenungi apa arti waktu bagi anda. Secepat-cepat anda belari menjadi yang nomor satu, anda takkan pernah mampu melampaui waktu. Sekuat-kuat anda memenangkan pertandingan, pada akhirnya toh anda akan dikalahkan oleh usia anda sendiri. Sehebat-hebat anda menaklukkan puncak gunung, alam memberi langit yang lebih tinggi yang tak terdaki. Bahwa segala sesuatu itu ada batasnya.

Anda perlu tahu batas-batas itu. Meski tujuan adalah sesuatu yang belum bisa anda capai sekarang, dan ini membuat anda begitu optimis akan hidup esok hari, namun kesadaran akan tepian dari semua kerja anda semestinya menggugah anda untuk menemukan jiwa dalam kerja anda. Yaitu, silakan kita berkerja sekeras-kerasnya, karena memang untuk itulah anda ada, namun anda sama sekali tak harus menjamin tercapainya semua tujuan itu, karena memang bukan itu tugas anda. Kita hanya harus berusaha.

Moment. seri - 1




Sabtu, 15 Maret 2008

Dunia Kecil. vol-1

Tetsan hujan di daun dan bintang kecil di dedaunan mungkin sekilas kita akan megabaikan mereka, cobalah berhenti dan mati sejenak bukankah mereka juga membawa keindahan.



Ogoh-ogoh

Perayaan Nyepi sudah lewat, sbenarnya foto2x ini ingin saya upload sehari setelah Nyepi tapi berhubung masalah koneksi yang kayak siput, makanya baru sekarang bisa saya upload. Foto ogoh2x ini saya ambil di kampung biarpun tidak seheboh di Denpasar tapi sudah cukup membuat saya gembira, karena dulu di kampung saya setiap nyepi hampir tidak ada ogoh2x, bukan karena masalah hiruk pikuk keramian melainkan sebuah rasa aneh... ya rasa aneh dan takjub dimana Ogoh-ogoh sebagai simbul pengembalian unsur jahat ke asalnya dibuat dengan tingkat seni menakjubkan..hemmm




Sabtu, 08 Maret 2008

Dari hati yang sekepal itu

Kebencian itu sebenarnya tak berada dimana-mana. Ia hanya menyelimuti hati yang sekepalan itu saja. Tetapi, dari yang sekepalan itu, kebencian bisa meluluhlantakkan seisi kota, meratakan sepenjuru negara; bahkan mengubah wajah dunia jadi ladang ketakutan tak terperi. Padahal ia hanya bermula dari yang sekepalan. Padahal ia tak lebih dari yang segenggaman tangan. Ia hanya bersemayam di hati. Ia hanya menggelapi hati ini.

Seandainya kita tahu dimana hati itu berada. Sehingga bisa
kita comot dan bersihkan sebagaimana kita raupi muka dengan air segar agar tampak berseri-seri; sebagaimana kita gosok dan licinkan pakaian agar tampak indah di pandangan.


Sayang kita hanya bisa tunjuk hati ada di dalam dada; karena
rasa sesak dan geram itu ada di sana. Seandainya bisa kita
jaga hati yang sekepalan ini dari bayangan gelap itu,
mungkin akan kita wariskan alam raya nan damai bagi saksi-saksi kehidupan.

Kebesaran jiwa tak butuh plakat nama apapun

Andaikan anda adalah seorang pemimpin ekspedisi yang mengemban misi menemukan benua baru. Anda memiliki kapal terkuat, kelasi-kelasi terbaik, dan semangat luhur demi kehidupan umat manusia yang lebih mulia. Menjelajahlah anda menembus ombak, melintasi badai dan memecah pantai. Berbulan-bulan anda habiskan untuk mengintai apa yang ada di balik cakrawala, serta meyakinkan semua orang bahwa misi ini pasti berhasil.


Akhirnya, ketika semua kelelahan, keputus-asaan, dan kebimbangan memuncak, seorang kelasi berteriak, "Daratan!" Ya, ia melihat benua baru yang diimpi-impikan itu. Anda telah menemukan tanah harapan itu. Pertanyaannya:dengan nama siapakah akan anda namai benua itu? Apakah nama anda sendiri? Toh, sebagai pemimpin, anda berhak menyandang kehormatan itu.

Atau, nama kelasi yang melihat benua itu pertama kali?
Orang-orang besar tak butuh namanya ditorehkan di plakat mana pun. Mereka tahu, kebesaran adalah jiwa yang bebas. Nama mungkin segera menjadi fosil. Sedangkan kebesaran jiwa akan hidup dan menjadi inspirasi bagi siapa pun yang mendambakannya. Orang-orang berjiwa besar menghargai, tanpa merasa harus dihargai.

Seberapa jauh manfaat tindakan anda hari ini

Memang kita hidup di hari ini, namun akibat dari tindakan kita tidak berhenti pada hari ini juga. Ia terus berjalan seiring dengan detak waktu. Terkadang ia berubah jadi harapan. Tak jarang pula ia menampakkan wajah kecemasan. Bahkan, jika toh kita tak berusaha memikirkannya, kelak ia akan mengusik kesadaran dan ingatan kita. Itu mengapa kita dianugerahi cita-cita, juga kekhawatiran. Tindakan kita sekarang selalu membawa dampak pada kehidupan di kemudian hari.

Lemparkan sebutir batu pada permukaan danau yang tenang. Sekejap ia akan menimbulkan riak-riak gelombang. Namun berangsur-angsur ombak itu menghilang ke tepian. Permukaan danau pun kembali tenang. Jika lemparan batu itu adalah tindakan anda, apakah ketika air danau menjadi tenang lantas anda berpikiran bahwa segala sesuatunya kembali seperti sedia kala? Apakah tindakan anda, sekecil apa pun itu, kelak akan lenyap tak berbekas? Tidak. Memang permukaan danau tak lagi menampakkan gelombang, namun sadarkah anda bahwa gelombang yang sama telah mengubah wajah tepian pantai danau tersebut? Dan tindakan anda telah mengubah dunia, sekecil apa pun perubahan itu. Maka, perubahan apa yang sebenarnya ingin kita catat dari tindakan kita sekarang?

Jumat, 07 Maret 2008

Siapa yang tahu maksud Allah

Rasulullah pada suatu waktu pernah berkisah. Pada zaman sebelum kalian, pernah ada seorang raja yang amat dzalim. Hampir setiap orang pernah merasakan kezalimannya itu. Pada suatu ketika, raja zalim ini tertimpa penyakit yang sangat berat. Maka seluruh tabib yang ada pada kerajaan itu dikumpulkan. Dibawah ancaman pedang, mereka disuruh untuk menyembuhkannya. Namun sayangnya tidak ada satu tabib pun yang mampu menyembuhkannya.

Hingga akhirnya ada seorang Rahib yang mengatakan bahwa penyakit sang raja itu hanya dapat disembuhkan dengan memakan sejenis ikan tertentu, yang sayangnya saat ini bukanlah musimnya ikan itu muncul ke permukaan. Betapa gembiranya raja mendengar kabar ini. Meskipun raja menyadari bahwa saat ini bukanlah musim ikan itu muncul kepermukaan namun disuruhnya juga semua orang untuk mencari ikan itu. Aneh bin ajaib.... walaupun belum musimnya,ternyata ikan itu sangatlah mudah ditemukan. Sehingga akhirnya sembuhlah raja itu dari penyakitnya.

Di lain waktu dan tempat, ada seorang raja yang amat terkenal kebijakannya. Ia sangat dicintai oleh rakyatnya. Pada suatu ketika, raja yang bijaksana itu jatuh sakit. Dan ternyata kesimpulan para tabib sama, yaitu obatnya adalah sejenis ikan tertentu yang saat ini sangat banyak terdapat di permukaan laut. Karena itu mereka sangat optimis rajanya akan segera pulih kembali.

Tapi apa yang terjadi? Ikan yang seharusnya banyak dijumpai di permukaan laut itu, tidak ada satu pun yang nampak..! Walaupun pihak kerajaan telah mengirimkan para ahli selamnya, tetap saja ikan itu tidak berhasil diketemukan. Sehingga akhirnya raja yang bijaksana itu pun mangkat...

Dikisahkan para malaikat pun kebingungan dengan kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan bertanya, "Ya Tuhan kami, apa sebabnya Engkau menggiring ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja yang zalim itu selamat, sementara pada waktu raja yang bijaksana itu sakit, Engkau menyembunyikan ikan-ikan itu ke dasar laut sehingga akhirnya raja yang baik itu meninggal ?"
Tuhan pun berfirman, "Wahai para malaikat-Ku, sesungguhnya raja yang zalim itu pernah berbuat suatu kebaikan. Karena itu Aku balas kebaikannya itu, sehingga pada waktu dia datang menghadap-Ku, tidak ada lagi kebaikan sedikitpun yang dibawanya. Dan Aku akan tempatkan ia pada neraka yang paling bawah ! Sementara raja yang baik itu pernah berbuat salah kepada-Ku, karena itu Aku hukum dia dengan menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan datang menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa ada sedikit pun dosa padanya, karena hukuman atas dosanya telah Kutunaikan seluruhnya di dunia!" Kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari kisah bersayap ini.


Pelajaran pertama adalah: Ada kesalahan yang hukumannya langsung ditunaikan Allah di dunia ini juga, sehingga dengan demikian di akhirat nanti dosa itu tidak diperhitungkan-Nya lagi. Keyakinan hal ini dapat menguatkan iman kita bila sedang tertimpa musibah.

Pelajaran kedua adalah: Bila kita tidak pernah tertimpa musibah, jangan terlena. Jangan-jangan Allah 'menghabiskan' tabungan kebaikan kita. Keyakinan akan hal ini dapat menjaga kita untuk tidak terbuai dengan lezatnya kenikmatan duniawi sehingga melupakan urusan ukhrowi.

Pelajaran ketiga adalah: Musibah yang menimpa seseorang belum tentu karena orang itu telah berbuat kekeliruan. Keyakinan ini akan dapat mencegah kita untuk tidak berprasangka buruk menyalahkannya, justru yang timbul adalah keinginan untuk membantu meringankan penderitaannya.

Pelajaran keempat adalah: Siapa yang tahu maksud Allah ?

( kisah diatas diambil dari buku " tutur bersayap ")

Rabu, 05 Maret 2008

Kokokan - ver 2



Uluwatu - ver 2

nah ini kelanjutan dari foto-foto di uluwatu, untuk foto dengan judul sanggah, saya ambil di bukit jimbaran, siang hari sekitar jam 12an di depan kos adik sepupu, dan sore harinya saya baru menuju ke uluwatu.






Senin, 03 Maret 2008

Uluwatu - ver 1

Ini adalah pengambilan foto-foto saya dengan menggunkan tripod pertamkali, maklum perjalan ini tidak ingin menghasilkan foto yang goyang, kan kasian udah jauh2x malah bawa hasil jelek..heeheee..saya ucapkan trims spesial buat spesial friend "kadek" yang telah mau menunggu dan mengajak ikut traveling ke uluwatu..padahal harus membohogi tamu yang sebenarnya akan menuju kesana untuk liat hehheee..saya masih ingat ketika saya harus ngebut dari panjer-denpasar menuju ke kuta untuk mengejar waktu supaya tepat jam 5 sampai di hotel santika kuta.. yah pake nyasar lagi...maklum saya nggak tau hotel santika itu dimana ..wakakakka...beginilah kalo orang bali tapi jarang kluyuran..sebenarnya saya rada2x minder juga disana tamu (tourist) pada bawa kamera DSLR tanpa tripod... saya hanya kamera kacangan bawa tripod segala...hehee.. saya pikir buat apa peduli namnya juga belajar..maka dengan cuek bebek tripod saya pasang untuk jepret2x.. dan ini hasilnya ..trims ya dek..




Kokokan - ver 1

Kokokan, adalah nama burung dalam bahasa bali, yang sering berada di area persawahan trutama ketika swah sedang di bajak, saya tidak tau nama indonesia untuk burung ini, ketika melintasi daerah mengwi saya melih kelompok burung ini sedang berkelompok mencari makan dipematang sawah. burung ini sangat akrab dengan petani bahkan berani berada sangat dekat tapi kalo kita yang mendekat yah sudah pasti akan kabur...



Ceritakan pada Dunia Untukku

Oleh: John Powell, S.J.

Sekitar 14 tahun yang lalu, aku berdiri menyaksikan para mahasiswaku berbaris memasuki kelas untuk mengikuti kuliah pertama tentang teologi iman. Pada hari itulah untuk pertama kalinya aku melihat Tommy. Dia sedang menyisir rambutnya yang terurai sampai sekitar 20 cm di bawah bahunya. Penilaian singkatku: dia seorang yang aneh - sangat aneh.

Tommy ternyata menjadi tantanganku yang terberat. Dia terus-menerus mengajukan keberatan. Dia juga melecehkan tentang kemungkinan Tuhan mencintai secara tanpa pamrih. Ketika dia muncul untuk mengikuti ujian di akhir kuliah, dia bertanya dengan agak sinis, "Menurut Pastor apakah saya akan pernah menemukan Tuhan?"
"Tidak," jawabku dengan sungguh-sungguh.
"Oh," sahutnya. "Rasanya Anda memang tidak pernah mengajarkan bagaimana menemukan Tuhan."

Kubiarkan dia berjalan sampai lima langkah lagi dari pintu, lalu kupanggil. "Saya rasa kamu tak akan pernah menemukan-Nya. Tapi, saya yakin Dialah yang akan menemukanmu." Tommy mengangkat bahu, lalu pergi. Aku merasa agak kecewa karena dia tidak bisa menangkap maksud kata-kataku.

Kemudian kudengar Tommy sudah lulus, dan saya bersyukur. Namun kemudian tiba berita yang menyedihkan: Tommy mengidap kanker yang sudah parah. Sebelum saya sempat mengunjunginya, dia yang lebih dulu menemui saya. Saat dia melangkah masuk ke kantor saya, tubuhnya sudah menyusut, dan rambutnya yang panjang sudah rontok karena pengobatan dengan kemoterapi. Namun, matanya tetap bercahaya dan suaranya, untuk pertama kalinya, terdengar tegas.

"Tommy! Saya sering memikirkanmu. Katanya kamu sakit keras?" tanyaku langsung.

"Oh ya, saya memang sakit keras. Saya menderita kanker. Waktu saya hanya tinggal beberapa minggu lagi."

"Kamu mau membicarakan itu?"
"Boleh saja. Apa yang ingin Pastor ketahui?"
"Bagaimana rasanya baru berumur 24 tahun, tapi kematian sudah menjelang?"
Jawabnya, "Ini lebih baik ketimbang jadi lelaki berumur 50 tahun namun mengira bahwa minum minuman keras, bermain perempuan, dan memburu harta adalah hal-hal yang 'utama' dalam hidup ini."

Lalu dia mengatakan mengapa dia menemuiku. "Sesuatu yang Pastor pernah katakan pada saya pada hari terakhir kuliah Pastor. Saya bertanya waktu itu apakah saya akan pernah menemukan Tuhan, dan Pastor mengatakan tidak. Jawaban yang sungguh mengejutkan saya. Lalu, Pastor mengatakan bahwa Tuhanlah yang akan menemukan saya. Saya sering memikirkan kata-kata Bapak itu, meskipun pencarian Tuhan yang saya lakukan pada masa itu tidaklah sungguh-sungguh.

"Tetapi, ketika dokter mengeluarkan segumpal daging dari pangkal paha saya," Tommy melanjutkan "dan mengatakan bahwa gumpalan itu ganas, saya pun mulai serius melacak Tuhan. Dan ketika tumor ganas itu menyebar sampai ke organ-organ vital, saya benar-benar menggedor-gedor pintu surga. Tapi tak terjadi apa pun. Lalu, saya terbangun di suatu hari, dan saya tidak lagi berusaha keras mencari-cari pesan itu. Saya menghentikan segala usaha itu. Saya memutuskan untuk tidak peduli sama sekali pada Tuhan, kehidupan setelah kematian, atau hal-hal sejenis itu."

"Saya memutuskan untuk melewatkan waktu yang tersisa melakukan hal-hal penting," lanjut Tommy. "Saya teringat tentang Pastor dan kata-kata Pastor yang lain: Kesedihan yang paling utama adalah menjalani hidup tanpa mencintai. Tapi hampir sama sedihnya, meninggalkan dunia ini tanpa mengatakan pada orang yang kaucintai bahwa kau mencintai mereka. Jadi saya memulai dengan orang yang tersulit: ayah saya."

Ayah Tommy waktu itu sedang membaca koran saat anaknya menghampirinya.
"Pa, aku ingin bicara."
"Bicara saja."

"Pa, ini penting sekali."
Korannya turun perlahan 8 cm. "Ada apa?"

"Pa, aku cinta Papa. Aku hanya ingin Papa tahu itu."

Tommy tersenyum padaku saat mengenang saat itu. "Korannya jatuh ke lantai. Lalu ayah saya melakukan dua hal yang seingatku belum pernah dilakukannya. Ia menangis dan memelukku. Dan kami mengobrol semalaman, meskipun dia harus bekerja besok paginya."

"Dengan ibu saya dan adik saya lebih mudah," sambung Tommy. "Mereka menangis bersama saya, dan kami berpelukan, dan berbagi hal yang kami rahasiakan bertahun-tahun. Saya hanya menyesalkan mengapa saya harus menunggu sekian lama. Saya berada dalam bayang-bayang kematian, dan saya baru memulai terbuka pada semua orang yang sebenarnya dekat dengan saya.

"Lalu suatu hari saya berbalik dan Tuhan ada di situ. Ia tidak datang saat saya memohon pada-Nya. Rupanya Dia bertindak menurut kehendak-Nya dan pada waktu-Nya. Yang penting adalah Pastor benar. Dia menemukan saya bahkan setelah saya berhenti mencari-Nya."

"Tommy," aku tersedak, " Menurut saya, kata-katamu lebih universal daripada yang kamu sadari. Kamu menunjukkan bahwa cara terpasti untuk menemukan Tuhan adalah bukan dengan membuatnya menjadi milik pribadi atau penghiburan instan saat membutuhkan, melainkan dengan membuka diri pada cinta kasih."

"Tommy," saya menambahkan, "boleh saya minta tolong? Maukah kamu datang ke kuliah teologi iman dan mengatakan kepada para mahasiswa saya apa yang baru kamu ceritakan?" Meskipun kami menjadwalkannya, ia tak berhasil hadir hari itu. Tentu saja, karena ia harus berpulang.

Ia melangkah jauh dari iman ke visi. Ia menemukan kehidupan yang jauh lebih indah daripada yang pernah dilihat mata kemanusiaan atau yang pernah dibayangkan. Sebelum ia meninggal, kami mengobrol terakhir kali.

"Saya tak akan mampu hadir di kuliah Bapak," katanya.
"Saya tahu, Tommy."
"Maukah Bapak menceritakannya untuk saya? Maukah Bapak menceritakannya pada dunia untuk saya?" "Ya, Tommy. Saya akan melakukannya."

Ogoh-Ogoh

Tgl 7 maret Bali akan gelap gulita alias "Hari Raya Nyepi", sudah dari 1 bulan yang lalu pemuda di bali mempersiapkan "ogoh-ogoh" untuk di arak pada malam "pengrupukan" 1 hari sebelum Nyepi dimana ogoh-ogoh sebagai simbol "bhuta kala" akan di arak keliling kota sebagi simbol pembersihan dari unsur jahat. Ogoh-ogoh dari ukuran kecil hanya 1 meter - 3 meter akan menghiasi kota di bali. ketika saya melintasi desa mengwi saya melihat ogoh-ogoh yang sedang dalam tahap pengecatan, saya sempatkan untuk mengabadikan pembuatan ogoh-ogoh.
Selamat menyambut hari raya NYEPI.. semoga ogoh-ogoh bisa membuat kita lebih berkreasi di bidang seni bukan saja sebagai simbol mengembalikan unsur jahat ke alamnya.



Sabtu, 01 Maret 2008

Disekitar kita

Foto ini saya ambil ketika sedang memperbaiki radiator mobil yang kepanasan, jadi pagi-pagi saya rencana berangkat ke denpasar harus di tunda dulu untuk memasukan mobil ke rumah sakit cek up


































kalo yang ini saya ambil di plabuhan singarja, dimana terdapat restoran menjorok ketengah laut dan menjadi tempat bagi pehobi mancing.



















Ketika sedang foto Copy brosur saya sempat mengambil kamera untuk mengabadikan moment ini... yang seru dari pengambilan foto ini saya harus membidik tanpa harus melihat LCD kamera jadi ini foto keberuntungan.














Tetap bekerja di usia senja, pagi hari saya mampir ke pasar badung, disana saya mengamati aktifitas pasar dan tanpa sengaja pandangan saya tertuju pada orang tua yang masih tetap bekerja di usia senja..saya sangat salut ..semoga beliau selalu sehat dan tetap semangat untuk bekerja .



















masih di pasar badung persis di per4an lampu merah, saya masih menunggu moment yang mampir ke mata saya..persis ketika lampu sedang merah saya melihat seorang gadis dengan seriusnya mengamati pergantian lampu..jadi saya ambil kamrea dan mengabadikannya..hal yang tak terduga adalah refleksi daun phon pada kaca tepat dimata dan sangat lembut.



















sambil menunggu radiator selesai, saya duduk dipinggir terotoar sambil mengamati aktifitas pagi di kota singaraja... yah tiba-tiba ada dokar yang nyelonong di depan saya..jadi hasilnya kayak gini.














Pelabuhan singaraja, sambil menungu pesat lampion saya mengamati segrombolan orang yang serius menlihat jalanya pertarungan catur.